Sabtu, 14 Januari 2012

paribahasa

(Ada nyawa ada rezeki : artinya selama masih hidup, maka seseorang akan tetap mendapat rezeki (karena Allah Maha Pemurah).)

(Ajining diri dumunung aneng lathi, ajining raga ana ing busana, adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Jawa yang terjemahannya adalah: "kehormatan seseorang terletak pada bibirnya, kehormatan fisiknya terletak pada busana yang dikenakannya".)

(Berjenjang naik, bertangga turun : artinya menurut aturan dan urutan yang sewajarnya.)

(Berkelahi dalam mimpi : artinya mempertengkarkan sesuatu yang sudah selesai atau sesuatu yang tidak penting.)

(Berkelahi dengan perigi akhirnya mati dahaga : artinya karena memusuhi orang yang dapat memberikan penghidupan / pertolongan kepada kita, akhirnya hidup kita melarat / sengsara.)

(Berkerat rotan berpatah arang : artinya sudah memutuskan hubungan sama sekali.) (Berkering air ludah : artinya sia-sia saja menasehati / mengajari seseorang yang tidak mau mendengarkan / orang yang keras kepala.)

(Berlayar bernakhoda, berjalan bernan-tua : artinya setiap melakukan pekerjaan / usaha hendaklah menuruti nasihat orang yang lebih berpengalaman.)

(Bermain air basah, bermain api terbakar : artinya setiap perbuatan atau pekerjaan selalu mengandung risiko.)

(Berniaga diujung lidah : artinya 1. orangnya pandai tapi tak jujur; 2. pandai menggunakan kata-kata untuk mencapai maksud dan tujuannya.)

(Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh : artinya 1. sesuatu akan berhasil apabila dikerjakan bergotong-royong (bersama-sama); 2. suatu kelompok / kaum / bangsa akan menjadi kuat dan maju apabila tidak terpecah belah.)

(Bersuluh matahari, bergelanggang dimata orang : artinya perkara yang sudah jelas sekali duduk masalahnya.)

(Bertampuk boleh dijinjing, bertali boleh dieret : artinya perjanjian yang sudah dikuatkan dengan syarat dan jaminannya.)

(Cencang putus, tusuk tembuk : artinya putusan yang mengikat.)

(Bertanam tebu di bibir : artinya mempergunakan kata-kata yang manis dan muluk untuk membujuk.)

(Bertangkai boleh dijinjing : artinya suatu persoalan yang sudah jelas duduk perkaranya.)

(Bertemu beliung dengan ruyung : artinya antara dua orang yang bermusuhan sama-sama kuat, sama-sama gagah.)

(Bertukar beruk dengan cigak : artinya yang menggantikan sama buruknya dengan yang digantikan (pejabat, kepala pemerintahan, dsbnya).)

(Besar berudu dikubangan, besar buaya dilautan : artinya setiap orang berkuasa di wilayahnya masing-masing atau dibidang keahliannya.)

(Besar kapal besar pula gelombangnya : artinya makin tinggi kedudukan / jabatan makin besar pula tanggung jawabnya.)

(Besar kayu, besar bahannya : artinya bila penghasilan besar biasanya pengeluarannya juga besar.)

(Besar pasak daripada tiang : artinya lebih besar pengeluaran daripada penghasilan; boros.)

(Betung ditanam, aur tumbuh : artinya hasil yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan.)

(Biar alah sabung asalkan menang sosok : artinya biar kalah asalkan kehormatan tetap terjaga / terpelihara.)

(Biar dahi berlumpur asal tanduk mengena : artinya biarlah bersusah payah asalkan maksud dan tujuan tercapai.) (Biar jatuh terletak, jangan jatuh terhempas : artinya kalau berhenti dari pekerjaan / jabatan lebih baik oleh karena permintaan sendiri, jangan menunggu sampai dipecat.)

(Biar kalah sabung asalkan menang sorak : artinya 1. biar kalah asal kehormatan tetap terjaga dan terpelihara; 2. sebuah peribahasa untuk menghibur hati orang yang kalah.)

(Biar lambat asal selamat : artinya 1. mengutamakan keselamatan dalam mencapai tujuan; 2. sesuatu yang sudah pasti jangan digesa-gesakan agar hasil yang diperoleh lebih baik)

(Biarpun kucing naik haji, pulang-pulang mengeong juga : artinya kebiasaan turun temurun dari nenek moyang biasanya sukar sekali untuk diubah.)

(Bibir saya bukan diretak panas : artinya 1. nasihat atau ramalan yang diberikan biasanya betul; 2. pahit lidah)

(Biduk lalu kiambang bertaut : artinya 1. Perselisihan antara dua orang bersaudara tidak perlu dicampuri oleh orang lain karena sebentar juga akan berdamai; 2. Perselisihan antara dua orang bersaudara, apabila dicampuri oleh pihak ketiga akan segera berakhir dengan perdamaian sedangkan pihak ketiga akan tersisih dan mendapatkan malu.)

(Biduk upih, pengayuh bilah artinya tidak mempunyai daya upaya untuk memiliki sesuatu atau mencapai sesuatu maksud.)

(Binatang tahan palu, manusia tahan kias : artinya mengajarkan kepada seseorang itu cukup dengan kiasan, sindiran dan ibarat saja, bukan dengan pukulan.)

(Bodoh-bodoh sepat, tak makan pancing emas : artinya meskipun bodoh tetapi masih dapat memilih mana yang baik untuk dirinya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar